Fakta-fakta dan penjabaran bahwa Cheng Ho lebih dulu ke amrik dibanding
Columbus ini sangat solid, seampuh teori yang meruntuhkan teori darwin..
berikut penjabaran yang berhasil di kutip dari pelbagai sumber:
Terdapat seorang kolektor peta cina bernama Liu Gong, peta yang
diyakininya berasal dari tahun 1763, namun juga menandai dengan jelas
bahwa peta tersebut adalah copy dari peta Tahun 1418 bertepatan dengan
pelayaran Cheng Ho, yang berlangsung antara 1405 hingga 1432.
Peta ini disadari arti pentingnya setelah Gavin Menzies menerbitkan
bukunya yang berjudul 1421: Tahun Cina menemukan dunia, dalam bukunya ia
mengemukakan teori bahwa peta dunia yang belum ditemukan sebelumnya
yang disusun para laksamana Cheng Ho disalin oleh para pembuat peta
Eropa dan digunakan secara ekstensif dalam pelayaran para penjelajah
besar Barat, termasuk Columbus, Ferdinan Magellan, Vasco Da Gama dan
James Cook.
Sebagian teori Menzies didukung oleh pengetahuannya tentang lautan
dewasa ini, angin perdagangan kontinental dan bintang navigasi yang
dipelajarinya selama hidupnya sebagai seorang komandan angkatan laut
Inggris.
Berikut adalah kutipan yang saya ambil dari Republika:
”Laksana inilah yang semestinya dianugerahi gelar sebagai penemu pertama benua Amerika,” ujarnya. Menzies melakukan kajian selama lebih dari 14 tahun. Ini termasuk penelitian peta-peta kuno, bukti artefak dan juga pengembangan dari teknologi astronomi modern seperti melalui program software Starry Night.
”Laksana inilah yang semestinya dianugerahi gelar sebagai penemu pertama benua Amerika,” ujarnya. Menzies melakukan kajian selama lebih dari 14 tahun. Ini termasuk penelitian peta-peta kuno, bukti artefak dan juga pengembangan dari teknologi astronomi modern seperti melalui program software Starry Night.
Dari bukti-bukti kunci yang bisa mengubah alur sejarah ini, Menzies
mengatakan bahwa sebagian besar peta maupun tulisan navigasi Cina kuno
bersumber pada masa pelayaran Laksamana Zheng He. Penjelajahannya hingga
mencapai benua Amerika mengambil waktu antara tahun 1421 dan 1423.
Sebelumnya armada kapal Zheng He berlayar menyusuri jalur selatan
melewati Afrika dan sampai ke Amerika Selatan.
Uraian astronomi pelayaran Zheng He kira-kira menyebut, pada larut malam
saat terlihat bintang selatan sekitar tanggal 18 Maret 1421, lokasi
berada di ujung selatan Amerika Selatan. Hal tersebut kemudian
direkonstruksi ulang menggunakan software Starry Night dengan
membandingkan peta pelayaran Zheng He.
“Saya memprogram Starry Night hingga masa di tahun 1421 serta bagian
dunia yang diperkirakan pernah dilayari ekspedisi tersebut,” ungkap
Menzies yang juga ahli navigasi dan mantan komandan kapal selam angkatan
laut Inggris ini.
Dari sini, dia akhirnya menemukan dua lokasi berbeda dari pelayaran ini
berkat catatan astronomi (bintang) ekspedisi Zheng He. Lantas terjadi
pergerakan pada bintang-bintang ini, sesuai perputaran serta orientasi
bumi di angkasa.
Akibat perputaran bumi yang kurang sempurna membuat sumbu bumi seolah
mengukir lingkaran di angkasa setiap 26 ribu tahun. Fenomena ini, yang
disebut presisi, berarti tiap titik kutub membidik bintang berbeda
selama waktu berjalan. Menzies menggunakan software untuk merekonstruksi
posisi bintang-bintang seperti pada masa tahun 1421.
“Kita sudah memiliki peta bintang Cina kuno namun masih membutuhkan
penanggalan petanya,” kata Menzies. Saat sedang bingung memikirkan
masalah ini, tiba-tiba ditemukanlah pemecahannya. “Dengan kemujuran luar biasa, salah satu dari tujuan yang mereka lalui, yakni antara Sumatra dan Dondra Head, Srilanka, mengarah ke barat.”
masalah ini, tiba-tiba ditemukanlah pemecahannya. “Dengan kemujuran luar biasa, salah satu dari tujuan yang mereka lalui, yakni antara Sumatra dan Dondra Head, Srilanka, mengarah ke barat.”
Bagian dari pelayaran tersebut rupanya sangat dekat dengan garis
katulistiwa di Samudera Hindia. Adapun Polaris, sang bintang utara, dan
bintang selatan Canopus, yang dekat dengan lintang kutub selatan,
tercantum dalam peta. “Dari situ, kita berhasil menentukan arah dan
letak Polaris.
Sehingga selanjutnya kita bisa memastikan masa dari peta itu yakni tahun
1421, plus dan minus 30 tahun.” Atas temuan tersebut, Phillip Sadler,
pakar navigasi dari Harvard- Smithsonian Center for Astrophysics,
mengatakan perkiraan dengan menggunakan peta kuno berdasarkan posisi
bintang amatlah dimungkinkan. Dia juga sepakat bahwa estimasi waktu 30
tahun, seperti dalam pandangan Menzies, juga masuk akal.
Hemm, fakta yang sangat menarik, satu hal lagi yang perlu kawan-kawan
ketahui adalah sengketa tentang siapa sebenarnya yang lebih dahulu
menemukan benua Amerika ini dijadikan sebuah kajian ilmiah, bahkan di
Inggris beberapa textbook siswa sekolah sudah memasukkan hal ini ke
dalam kurikulumnya, dan seharusnya mungkin sudah layak di kaji di
Indonesia.
Kenyataan bahwa seorang pelaut muslim yang ulung lebih dahulu
menjejakkan kakinya di Amerika dibanding seorang Columbus memang masih
sulit diterima oleh sebagian kaum.
Columbus , mungkin menjadi dikenang oleh dunia dan tekenal sebagai
‘penemu’ Amerika karena kehebatannya, kehebatannya mengusir dan
memusnahkan dan membantai penduduk Indian asli Amerika dari jutaan jiwa
menjadi hanya puluhan ribu dan beralih ke wilayah reservasi, lalu
mendatangkan bangsanya sendiri dan mengklaim itu adalah tanah airnya,
sedangkan Cheng Ho.. ibarat kata hanya sekedar berkunjung dan mampir
untuk berdagang dan bersilaturahmi sambil menimba ilmu.
Seperti yang saya jabarkan di awal, sejarah adalah pondasi yang selalu
dipelajari untuk di ambil hikmahnya, bagaimana hikmah itu bisa diambil
jika sejarah yang dimuat adalah kebohongan belaka?
Maka sudah kewajiban kita untuk menyampaikan kebenarannya, agar
benar-benar ada hikamah yang dapat dipelajari dari peristiwa tersebut.
Selama ini sejarah yang ada baik tingkat nasional maupun internasional
masih terdapat hal-hal yang rancu, terutama terkait dengan
penemuan-penemuan atau sejarah yang di torehkan oleh bangsa timur.
Sudah lama sejarah ini ditulis ukan oleh sang pelaku sejarah sejati, melainkan sang pemenang dan pendaftar ‘paten’.
0 komentar:
Posting Komentar